BEKASI – Ngenes nian nasib Melan Oktaviani, 15, remaja putri asal Desa Tambak, Banyumas, Jawa Tengah ini. Ia menangis dibuang ibunya di Bekasi. Melihat remaja putri menangis dan telantar selama 3 hari di Kota penyangga ibukota Jakarta membuat warga iba.
Ada yang memberinya sedikit uang buat makan sampai akhirnya remaja yang pernah duduk dibangku kelas I SDN 3 Tambak, Cilacap ini diantar ke Polsek Bekasi Utara, Jumat(15/1) pagi untuk ditindak lanjuti.
Diceritakan Menurut Melan, awal mula sampai terdampar di Bekasi, Senin(11/1) dinihari, ia dipaksa bibinya Minu, dari Desa Tambak, Cilacap, Purwokerto menemui ibunya Ny Supriyati, yang tinggal di Lampung.
“Katanya disuruh ibu karena mau disekolahkan di sana,” papar remaja bermata minus ini, seraya mengatakan Mbak Minu lalu kembali ke Cilacap setelah mengantarnya ke Lampung.
Baru sehari di rumah ibunya itu, suami Ny Supriyati kurang suka pada Melan. Remaja berambut seleher ini sempat mendapat perlakuan kasar dari ayah tiri dan ibunya Ny Supriyati.
“Pantat saya dipukul pake pisau oleh ayah tiri. Dan ibu menyetrika tangan kanan saya. Padahal saya sudah mengerjakan apa yang disuruh ibu seperti mencuci piring dan mengepel lantai,” tukas Melan sambil menyeka matanya.
Selsa(12/1) Ny Supriyati mengajaknya ke Jakarta dengan tujuan Ny Supriyati akan menemui temannya dan akan memperkenalkan Melan. Namun bukan ke Jakarta, malah ke Bekasi.
Begitu tiba di Terminal Bekasi, Ny Supriyati masuk WC untuk buang air kecil, dan Melan diminta menunggu di luar. “Itu sekitar pukul 08.Kamu tunggu di luar, ibu mau kencing dulu,” pinta Ny Supriyati kala itu.
Melan pun mematuhi perintah ibunya. Tapi berjam-jam ditunggu hingga Rabu(13/1) dinihari sekitar pukul 01,Ny Supriyati tak kunjung keluar kamar kecil. Rupanya Ny Supriyati meninggalkan remaja ini tanpa pamit.
Bingung ditinggal ibunya, remaja ini menangis tak henti sampai-sampai warga yang ada di Terminal Bekasi merasa iba dan memberinya uang untuk makan.
Begitu hari sudah siang, Melan meninggalkan Terminal Bekasi berjalan kaki sejalan-jalannya sambil menangis menyebut-nyebut nama ibu. Adalah seorang pemilik bengkjel di bilangan Perumahan Pondok Ungu Permai melihat remaja ini menangis lalu menolong memberinya tumpangan menginap dan memberi makan.
“Dua hari saya nginep di bengkel, saya ucapkan terima kasih,” paparnya.
Kamis malam pemilik bengkel itu mengantarkan remaja ini ke kantor BKPM Pondok Ungu dan Jumat paginya petugas BKPM membawa remaja putri anak tunggal pasangan Ny Supriyati dan Warso Jilut(almarhum) ke Polsek Bekasi Utara.
Kamis malam pemilik bengkel itu mengantarkan remaja ini ke kantor BKPM Pondok Ungu dan Jumat paginya petugas BKPM membawa remaja putri anak tunggal pasangan Ny Supriyati dan Warso Jilut(almarhum) ke Polsek Bekasi Utara.
“Saya tinggal sama nenek Susiani alias Cumi di Tambak, Banyumas . Bapak (Warso Jilut) meninggal saat saya usia 4 tahun, lalu ibu kawin lagi dan tinggal di Lampung,” kenang Melan.
Kapolsek Bekasi Utara AKP Dewi Setiowati mengimbau orangtua agar peduli dan melindungi anak-anaknya. Jangan sampai anak jadi telantar.
“Bagi keluarga yang akan mengambil Melan berada di Polsek Bekasi Utara,” papar Kapolsek AKP Dewi.
*sumber poskota
No comments:
Post a Comment